JADI SANTRI MAU SENDIRI ATAU MAU SIAPA? - ILMU 45

Selasa, 23 Oktober 2018

JADI SANTRI MAU SENDIRI ATAU MAU SIAPA?


Assalamu’alaikum Wr Wb

Jumpa lagi dengan ilmu45.blogspot.com

Apa kabar nih para fans ilmu45? Semoga sehat dan tetap semangat berkali-lipat ya. Aamiiin

Oke guys, langsung saja disini kami ingin menyampaikan pandangan dan hal kebaikan yang diperlukan dan sepertinya perlu dilaksanakan. Kenapa begitu?

Bermula semenjak para santri masuk ke pondok Pesantren, dari awal hingga akhir atau lulus, tidak adanya karya tulis yang diabadikan atau dibukukan. Maka, hemat kami (ilmu45) ingin menyampaikan pendapat dalam konteks judul diatas.

Bismillaah, jadi begini. Setiap santri pasti memiliki banyak kenangan, pengalaman berbeda. Nah, ada baiknya jika ditulis, di ketik dan di cetak. Kan lumayan tuh. Bisa jadi kenangan yang bisa mengingatkan bahwa dia pernah jadi santri, dia pernah mengaji, dia pernah tidur diatas sajadah, tertidur pada waktu mengaji, masuk kelas telat bin terlambat. Hehe
Banyak hal sebenarnya kalau ingin mengabadikan kenangan ketika menjadi santri. Kalian punya kenangan yang mirip diatas? Boleh jadi tidak, tapi bisa saja ada yang mirip tapi tak serupa.

Detail penjelasan begini nih.
Awal mula sebelum jadi santri, seseorang pasti akan memperoleh pertimbangan, persetujuan, pandangan serta keputusan yang tidak di ambil sendirian. Maka mau tidak mau, ada proses alami yang hampir merata setiap calon santri mengalami.

Misalnya, ada sebuah kisah calon santri yang sebenarnya dia tidak mau, atau terpaksa. Suatu waktu, di malam hari tidak bisa tidur tenang. Dia kepikiran dan bergumam, heeemmmmpt enak-enak di rumah, bisa main dengan teman-teman, bisa tidur di kasur kesayangan, bisa santai di rumah tanpa harus capek nyuci pakaian sendiri, makan tidur sendiri.

“Enakan di rumah, mamah nyiapin makanan, pakaian tinggal pakai, tidak perlu nyuci apalagi nyetrika. Haddddeuuh, bagaimana nantinya kalau aku mondok. Hah. Aku gak mau, pokoke aku mau di rumah saja. Di kampung saja. Tidak mau mondok. Tidak mau jauh dari mamah”.

Tiba waktunya dia berangkat. Hari yang sebenarnya tidak diinginkan, tidak diharapkan dan hari yang benar-benar dia takutkan.
Dia diantar bukan oleh orang tuanya. Dia terlihat tidak ingin mondok. Tidak ingin capek. Tidak mau tidur kalau bukan di rumah sendiri.
Bagi Anda yang membaca tulisan ini ingin berbagi pengalaman tentang awal mula menjadi santri silahkan ketik di kolom komentar. Cantumkan nama dan nomor whatsapp. Bagi yang punya email, aktif, boleh cantumkan juga ya. Akan kami pilih pengalaman yang Anda share dan kami kasih hadiah lumayan. Hehe

Episode 1, bersambung
Akan kami tayangkan di episode selanjutnya.

Ikuti kami dengan cara klik G+, khusus yang pakai email gmail.com

Terima kasih atas kunjungan dan perhatiannya.

Wassalamu’alaikum Wr Wb
Tim admin blog
ilmu45.blogspot.com


4 komentar:

Silahkan komentar yang baik dan santun.