Assalamu’alaikum Wr Wb
Jumpa lagi dengan ilmu45.blogspot.com
Bagaimana kabarnya guys?
Semoga sehat, kuat dan semangat berkali-lipat ya. Aamiiin
Semoga sehat, kuat dan semangat berkali-lipat ya. Aamiiin
Whokkkkkkkkkkey dah, langsung saja guys
Baik dan Tidak Baik
Hari ini saya ditanyai mahasiswa mengenai deskripsi baik dan tidak baik. Jujur saja, sampai saat ini, saya belum pernah mendeskripsikannya secara definitif.
Mahasiswa adalah remaja. Mereka sedang mengalami fase pencarian jati diri. Mereka sedang membangun nilai-nilai kehidupan bagi diri mereka sendiri. Dengan begitu, ajaklah mereka berteman.
Mereka bukan robot. Mereka berusaha merangkum dan mensarikan ide dari kedua orang tua, saudara, lingkungan dan pengetahuan yang mereka ketahui. Temanilah belajar dalam mensarikan nilai-nilainya sehingga mereka menjadi pribadi baru.
Ketika suka memikirkan masa depan maka sebenarnya ada rasa takut di baliknya. Kita berusaha mengatur masa depan agar sesuai keinginan. Kita takut akan apa yang terjadi esok.
Rasa takut ini candu. Kita merasa baik dengan memiliki rasa takut sehingga memikirkan masa depan. Dengan segala pengetahuan, kita memikirkan bagaimana merekayasa masa depan. Ketika masa depan tersebut hilang, kita sedih dan takut. Bukan takut karena bahaya tetapi kita sedang takut menanggalkan bayang - bayang / ilusi tersebut.
Mahasiswa sudah gede. Jadi, mereka bisa mengurus dirinya sendiri. Itu benar. Akan tetapi, ketika bersama mereka, sebenarnya saya banyak belajar kehidupan dari mereka. Jika satu anak adalah satu buku kehidupan maka dalam sekali waktu saya bisa belajar banyak. Banyak sisi-sisi kehidupan yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan itu saya peroleh dari mereka. Ketika bersama mereka, bukan saya yang 'memberi' sebenarnya tapi merekalah yang memberi saya. Mereka memberi tahu saya bahwa ada sisi kehidupan yang sederhana, lucu, tanpa ambisi namun menyenangkan. Itu sulit saya temui ketika saya bersama orang-orang dewasa.
Mahasiswa sudah gede. Jadi, mereka bisa mengurus dirinya sendiri. Itu benar. Akan tetapi, ketika bersama mereka, sebenarnya saya banyak belajar kehidupan dari mereka. Jika satu anak adalah satu buku kehidupan maka dalam sekali waktu saya bisa belajar banyak. Banyak sisi-sisi kehidupan yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan itu saya peroleh dari mereka. Ketika bersama mereka, bukan saya yang 'memberi' sebenarnya tapi merekalah yang memberi saya. Mereka memberi tahu saya bahwa ada sisi kehidupan yang sederhana, lucu, tanpa ambisi namun menyenangkan. Itu sulit saya temui ketika saya bersama orang-orang dewasa.
Sore ini, ada mahasiswa yang chat soal materi kuliah. Salah? Tidak tahu. Benar? Tidak tahu juga. Terus terang saya tidak tahu bagaimana mahasiswa-mahasiswi sekarang mengalami proses pendidikan dari bangku TK sampai SMA.
Sering, kita menasihati mereka dengan kata 'berpikirlah', 'mandirilah'. Jika mereka belum berpikir atau mandiri, ada 2 pertanyaan. Pertama, apakah mereka lupa? Ke dua, apakah memang mereka tidak tahu caranya berpikir dan mandiri?
Jika kasusnya adalah yang pertama maka sejak TK hingga SMA sudah diajarkan tetapi lupa. Sementara itu, jika kasusnya adalah yg ke dua maka kemungkinan kedua hal tersebut tidak diajarkan atau diajarkan tapi mereka lelah dengan rutinitas sehingga daya serapnya hampir nol.
Ini PR bersama, apakah proses pendidikan itu utk memanusiakan manusia atau sekedar menjalankan peraturan yang berlaku?
Sebuah Renungan dan Landasan Kekuatan Wujudkan Keberhasilan
Coba renungkan ini. Kenapa bisa terjadi?
1. Pelajarannya sama
2. Gurunya sama
3. Alatnya sama
Tapi, hasilnya kebanyakan tidak sama?
Saya mau cerita nih. Dulu, waktu saya sekolah. Waktu saya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) saya ingat banget. Ketika itu kelas 1 MI, dimana ketika itu sistem pembelajaran menggunakan caturwulan. Setiap 1 tahun, ada 3 caturwulan, yang artinya ada 3 kali ujian. Caturwulan 1 di tahun pertama masuk sekolah, itu nilai saya biasa saja. Malah terbilang di bawah lah. Tapi, ada MOTIVASI yang saya dapat dari guru wali kelas saya. Kala itu dia berbicara di depan kelas. Dia mengatakan..."siapa yang juara 1, 2, 3 kelas... dia akan dapat hadiah" (hadiahnya tidak dikasih tahu).
Tidak tahu angin apa yang membuat saya jadi semangat banget untuk belajar. PR saya kerjakan. Datang sekolah tidak pernah terlambat. Piket selalu dikerjakan. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika pelajaran. Rajin latihan soal. intinya jadi mendadak rajin lah. Karena ada motivasi hadiah. Dan yang paling penting, rajin latihan soal.
Akhirnya, juara lah waktu itu. Peringkat 2 lah. Lumayan lah. TAPI...walau bukan peringkat 1. TETAP saja dapat hadiah. Karena sudah dijanjikan. dan tujuan saya memang itu, dapat hadiah. Tidak peduli prosesnya bagaimana. Senang saja. Padahal hadiahnya cuman 1 buku, 1 penggaris, 1 pensil dan 1 penghapus. Apa maknanya? Jujur yah, dalam berusaha dan berkuliah pun.
TERKADANG kita itu tidak punya motivasi atau semangat DORONGAN yang cukup kuat, untuk kita bisa berhasil dan hasil apa yang kita inginkan. Sehingga apa yang terjadi?? Belum berhasil, kita sudah GAGAL.
Kebanyakan dari kita itu, ruangan kuliahnya sama. Dosennya sama. materi kuliahnya sama. semua sama. yang membedakan. MOTIVASINYA. Sehingga ACTION nya beda. Beda action, beda hasil. Itu saja apalagi ketika kita mendapati adanya kesulitan, rintangan, halangan, cobaan, musibah.
Kebanyakan dari kita itu nyalinya "surut". lalu, pilih jalan lain. BERHASIL KAH??? Saya bisa bilang, tidak akan berhasil. Alias GATOT = Gagal Total. sukses dan berhasilnya kita. kita yang menentukannya. Bukan orang lain. ini sudah saya ketahui dari duluuu. Sejak saya MI. Bagaimana dengan kalian?
Mulai hari ini. buatlah motivasi tersendiri yang sangat KUAT di dalam diri Anda. untuk apa anda HARUS berhasil dan ingatlah selalu hal itu. TEROBOSLAH setiap penghalang. HADAPI setiap penghalang. Kalau mengutip satu diantara karya SLANK, JURUS TANDUR (MAJU TERUS, PANTANG MUNDUR). JANGAN SURUT... JANGAN MUNDUR....💪.
Keberhasilan / hadiah tersebut sudah menanti Anda di depan sana. Jika tidak ada hadiah, hadiahkan diri Anda. Tentukan Anda pengin hadiah apa. Target apa. Mau dalam bentuk apa. Kapan terwujudkan? Kapan maksimal Anda dapatkan? Tentukan sekarang. Jangan tunda. Nanti lupa. Kecepatan dan kekuatan serta semangat Anda yang akan membawa Anda mencapai hadiah tersebut.
Dari Siswa Menjadi Mahasiswa
Dalam perjalanan seorang dengan status siswa, seringkali tidak terbiasa dengan berbagai tugas yang harus diselesaikan. Maka, kita (dosen) harus paham keadaan transisi tersebut. Misalnya, biasanya mereka tidak harus mengerjakan tugas dengan kriteria yang berkualitas, sebut saja minim copy paste.
Setelah mereka menjadi mahasiswa, tidak heran bahwa masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa, akan dengan cepat mereka lalui. Seorang dosen harus paham, jangan memaksakan, apalagi memberikan sebuah tekanan dengan kalimat yang menakutkan. Misalnya, kalian jadi mahasiswa harus bisa membuat karya ilmiah dengan asli dan pemikiran sendiri. Jangan melakukan plagiasi.
Kalimat diatas, bagus, tapi harus pesan-pelan, pakai perasaan, jangan semaunya menyuruh mahasiswa dengan keegoisan. Harus paham keadaan. Mereka masih awam. Mereka baru saja jadi siswa. Belum tahu apa dan bagaimana kerjakan tugas mahasiswa. Bagaimana seharusnya dosen memberikan tugas perkuliahan kepada mahasiswa baru?
Berikut yang pernah saya lakukan:
1. Jelaskan Sesuai Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
2. Berikan Pendampingan dan Berkelanjutan
3. Harus Sabar, Agar Mahasiswa Berkarya Lancar
4. Pakai Perasaan dan Berikan Contoh Karya Ilmiah
5. Tidak Langsung Print, Perbolehkan Mahasiswa Bimbingan Online
Sebuah Renungan dan Landasan Kekuatan Wujudkan Keberhasilan
Coba renungkan ini. Kenapa bisa terjadi?
1. Pelajarannya sama
2. Gurunya sama
3. Alatnya sama
Tapi, hasilnya kebanyakan tidak sama?
Saya mau cerita nih. Dulu, waktu saya sekolah. Waktu saya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) saya ingat banget. Ketika itu kelas 1 MI, dimana ketika itu sistem pembelajaran menggunakan caturwulan. Setiap 1 tahun, ada 3 caturwulan, yang artinya ada 3 kali ujian. Caturwulan 1 di tahun pertama masuk sekolah, itu nilai saya biasa saja. Malah terbilang di bawah lah. Tapi, ada MOTIVASI yang saya dapat dari guru wali kelas saya. Kala itu dia berbicara di depan kelas. Dia mengatakan..."siapa yang juara 1, 2, 3 kelas... dia akan dapat hadiah" (hadiahnya tidak dikasih tahu).
Tidak tahu angin apa yang membuat saya jadi semangat banget untuk belajar. PR saya kerjakan. Datang sekolah tidak pernah terlambat. Piket selalu dikerjakan. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika pelajaran. Rajin latihan soal. intinya jadi mendadak rajin lah. Karena ada motivasi hadiah. Dan yang paling penting, rajin latihan soal.
Akhirnya, juara lah waktu itu. Peringkat 2 lah. Lumayan lah. TAPI...walau bukan peringkat 1. TETAP saja dapat hadiah. Karena sudah dijanjikan. dan tujuan saya memang itu, dapat hadiah. Tidak peduli prosesnya bagaimana. Senang saja. Padahal hadiahnya cuman 1 buku, 1 penggaris, 1 pensil dan 1 penghapus. Apa maknanya? Jujur yah, dalam berusaha dan berkuliah pun.
TERKADANG kita itu tidak punya motivasi atau semangat DORONGAN yang cukup kuat, untuk kita bisa berhasil dan hasil apa yang kita inginkan. Sehingga apa yang terjadi?? Belum berhasil, kita sudah GAGAL.
Kebanyakan dari kita itu, ruangan kuliahnya sama. Dosennya sama. materi kuliahnya sama. semua sama. yang membedakan. MOTIVASINYA. Sehingga ACTION nya beda. Beda action, beda hasil. Itu saja apalagi ketika kita mendapati adanya kesulitan, rintangan, halangan, cobaan, musibah.
Kebanyakan dari kita itu nyalinya "surut". lalu, pilih jalan lain. BERHASIL KAH??? Saya bisa bilang, tidak akan berhasil. Alias GATOT = Gagal Total. sukses dan berhasilnya kita. kita yang menentukannya. Bukan orang lain. ini sudah saya ketahui dari duluuu. Sejak saya MI. Bagaimana dengan kalian?
Mulai hari ini. buatlah motivasi tersendiri yang sangat KUAT di dalam diri Anda. untuk apa anda HARUS berhasil dan ingatlah selalu hal itu. TEROBOSLAH setiap penghalang. HADAPI setiap penghalang. Kalau mengutip satu diantara karya SLANK, JURUS TANDUR (MAJU TERUS, PANTANG MUNDUR). JANGAN SURUT... JANGAN MUNDUR....💪.
Keberhasilan / hadiah tersebut sudah menanti Anda di depan sana. Jika tidak ada hadiah, hadiahkan diri Anda. Tentukan Anda pengin hadiah apa. Target apa. Mau dalam bentuk apa. Kapan terwujudkan? Kapan maksimal Anda dapatkan? Tentukan sekarang. Jangan tunda. Nanti lupa. Kecepatan dan kekuatan serta semangat Anda yang akan membawa Anda mencapai hadiah tersebut.
Dari Siswa Menjadi Mahasiswa
Dalam perjalanan seorang dengan status siswa, seringkali tidak terbiasa dengan berbagai tugas yang harus diselesaikan. Maka, kita (dosen) harus paham keadaan transisi tersebut. Misalnya, biasanya mereka tidak harus mengerjakan tugas dengan kriteria yang berkualitas, sebut saja minim copy paste.
Setelah mereka menjadi mahasiswa, tidak heran bahwa masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa, akan dengan cepat mereka lalui. Seorang dosen harus paham, jangan memaksakan, apalagi memberikan sebuah tekanan dengan kalimat yang menakutkan. Misalnya, kalian jadi mahasiswa harus bisa membuat karya ilmiah dengan asli dan pemikiran sendiri. Jangan melakukan plagiasi.
Kalimat diatas, bagus, tapi harus pesan-pelan, pakai perasaan, jangan semaunya menyuruh mahasiswa dengan keegoisan. Harus paham keadaan. Mereka masih awam. Mereka baru saja jadi siswa. Belum tahu apa dan bagaimana kerjakan tugas mahasiswa. Bagaimana seharusnya dosen memberikan tugas perkuliahan kepada mahasiswa baru?
Berikut yang pernah saya lakukan:
1. Jelaskan Sesuai Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
2. Berikan Pendampingan dan Berkelanjutan
3. Harus Sabar, Agar Mahasiswa Berkarya Lancar
4. Pakai Perasaan dan Berikan Contoh Karya Ilmiah
5. Tidak Langsung Print, Perbolehkan Mahasiswa Bimbingan Online
Dosen Harapan Mahasiswa
Akhir-akhir ini, saya sering secara tidak langsung berdiskusi dengan mahasiswa mengenai masalah mereka di kampus. Ketika mendengar jawaban mereka, saya tercengang dan tersadar, "Ooo .. Ternyata masalah mahasiswa itu tidak hanya mengenai masalah akademis saja .." Bahkan, jika saya mengingat zaman kuliah, banyak masalah non-akademis yang berakhir menjadi masalah akademis.
Dari hasil beberapa diskusi tersebut, saya menyimpulkan ada 2 harapan mahasiswa terhadap dosennya, yaitu:
1. Dosen Dekat Mahasiswa
Mereka berharap tidak hanya dekat dalam urusan akademis tetapi juga secara personal. Kedekatan personal yang mereka harapkan adalah minimal disapa. Mahasiswa zaman sekarang adalah mahasiswa kritis dengan sumber informasi dari beragam. Informasi yang beragam tersebut membuat mereka sebenarnya bingung tanpa disadari. Akan lebih baik apabila dosen membangun kedekatan untuk dapat diajak berdiskusi tentang masalah-masalah tersebut. Mereka butuh ilmu tentang hidup dan kehidupan. Berikanlah wawasan mengenai kedua hal tersebut dan biarkan mereka memilih sendiri.
2. Dosen Punya Profil Kekinian
Rata-rata kita dididik oleh dosen yang lebih mengedepankan gelar akademik dibandingkan profil. Bahkan, profil seorang dosen itu berasal dari gelar akademisnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kondisi itu kian bergeser. Mahasiswa lebih menyukai dosen yang mempunyai profil yang dapat dilihat dan mudah dipahami. Beberapa contoh profil tersebut adalah youtuber, blogger, ahli pemberdayaan masyarakat dan sejenisnya. Mereka tidak lagi membutuhkan informasi melainkan hasil dan bagaimana cara mencapai hasil. Sebagai contoh, untuk menjadi seorang ahli pemberdayaan masyarakat maka ia butuh bersikap luwes, menghargai orang, dan toleran.
Hasil yang dapat diperoleh adalah masyarakat yang awalnya kurang mandiri dalam hal perekonomian dapat menjadi mandiri ekonomi. Perlu kita ingat bahwa mahasiswa bukan kertas kosong. Masing-masing dari mereka sudah membawa value atau nilai kehidupan yang berasal dari rumah/keluarga. Ketika seorang mahasiswa mempunyai value bahwa menolong orang lain itu perlu dan bermanfaat maka ketika bertemu dosen ahli pemberdayaan masyarakat maka ia akan tergerak dan bergerak.
Semoga bermanfaat.
Salam ilmu45
Salam ilmu45
Salam45 Salam45
Salam Mahasiswa
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Tim admin blog
ilmu45.blogspot.com
#demiilmu #ilmu45 #ilmu45blogspotcom
Membaca dengan hati, ternyata memang usaha tidak akan mengkhianati hasil, usaha bapak keras kuat dengan tekat bulat, saya jiga harus bisa lebih dari bapak. Matur suwun pak anunya😂😉
BalasHapus